Selasa, 06 Oktober 2015

Strategi Pembelajaran Modul 8 dan 9



MODUL 8
Kegiatan Belajar 1

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A. Pengertian dan Tujuan

Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkatan denan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah ketermpilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri pelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran :
1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
3. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan yang akan dipelajari
4. Memberikan yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar


Tujuan yang ingin dicapai dalam menerapkan keterampilan menutup pelajaran :
1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiaan belajar yang telah berlansng
2. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani
3. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai
B. Komponen keterampilan membuka pelajaran adalah sebagai berikut
a. Menarik perhatian yang dapat di lakukan dengan
1. Memvariasikan gaya mengajar guru
2. Menggunakan alat bantu mengajar
3. Memvariasikan pola interaksi
b. Menimbulkan motivasi yang dapat di lakukan dengan
1. Menunjukkan kehangatan dan keantusiasan
2. Menimbulkan rasa ingin tau
3. Mengemukakan ide yang bertentangan
4. Memperhatikan minat siswa
c. Memberi acuan yang dapat di lakukan dengan
1. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2. Menyarankan langkah-langkah yang akan di lakukan
3. Mengingatkan masalah pokok yang akan di bahas
4. Mengajukan pertanyaan-pertnyaan yang berkaitan dengan materi yang akan di bahas
d. Membuat kaitan
1. Mengaitkan aspek-aspek yang relvan dari bidang studi yang telah di ajarkan
2. Membandingkan dan mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama
3. Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali beru
Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali
1. Merangkum inti pelajaran
2. Membuat ringkasan
b. Menilai( mengevaluasi )
1. Tanya jawab secara lisan
2. Mendemonstrasikan keterampilan
3. Mengaplikasikan ide baru
4. Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
5. Memberikan soal – soal tertulis
c. Memberi tindak lanjut, dapat berupa :
1. tugas – tugas individual
2. tugas kelompok
C.Prinsip – Prinsip Penggunaan
1. Bermakna
2. Berurutan dan berkesinambungan
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
A. Rasional
Pentingnya Musyawarah/ diskusi sesuai dengan sila ke-4 Pancasila. Agar musyawarah berlangsung efektif, maka anggota musyawarah harus memiliki keterampilan bermusyawarah.
Manfaat lain dari diskusi adalah
· pada pelaksanaan pembelajaran, siswa terlibat secara aktif .
· beberapa tujuan pendidikan tercapai jika dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, misalnya dalam mencapai ranah keterampilan serta nilai dan sikap
Guru perlu menguasai keterampilan diskusi kelompok kecil karena
1. Musyawarah ( diskusi ) sesudah membudaya dalam masyarakat Indonesia
2. Tiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki keterampilan diskusi
3. Keterampilan berdiskusi / memimpin diskusi tidak dibawa sejak lahir
4. Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pembentukan sikap nilai kebisaan dan keterampilan

B. Pengertian
Kumpulan dalam jumlah 3-9 orang yang mempunyai tujuan yang jelas dan setiap anggota kelompok mendapat kesempatan untuk bertatap muka dan mengemukakan pendapat dengan tidak mengabaikan aturan-aturan diskusi
Syarat – syarat diskusi kelompok kecil :
1. Melibatkan kelompok
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal
3. mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok
4. berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis
C. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelopok kecil terdiri dari
1. Memusatkan perhatian
Cara pemusatan perhatian :
a. merumuskan tujuan pada awal diskusi disertai pengenalan topik/masalah
b. menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan
c. membuat rangkuman
2. Memperjelas masalah masalah/uraian pendapat dengan cara :
a. menguraikan / merangkum gagasan
b. meminta komentar siswa
c. memberi informasi tambahan
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatkan uraian siswa dengan cara :
a. mengajukan pertanyaan kunci yang mampu menantang siswa untuk berpikir
b. memberikan contoh – contoh pada saat yang tepat
c. mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat
d. memberi waktu yang cukup untuk berpikir
e. memberi dukungan terhadap uraian yang dikemukakan siswa
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
a. memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi
b. mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran
c. mencegah secara bijaksana terjadinya monopoli siswa tertentu
d. mendorong terjadinya interaksi antarsiswa
e. Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi
6. Menutup diskusi
a. Membuat rangkuman
b. Mengemukakan tindak lanjut
c. Menilai proses dan hasil diskusi
D. Prinsip Penggunaan
1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi
2. Topik/masalah yang didiskusikan haruslah topik yang memerlukan informasi
3. Diskusi di tingkat SD masih memerlukan bantuan guru untuk membimbing
4. Diskusi harus berlangsung dalam iklim yang terbuka
Agar dapat menerapkan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil secara efektif.
Guru harus memperhatikan sejumlah hal, antara lain;
1. kesesuaian diskusi dengan topik bidang studi yang di bahas;
2. kekuatan dan kelemahan diskusi dalam kegiatan pembelajaran;
3. perencanaan dan persiapan yang matang;
4. iklim diskusi yang terbuka dan bersahabat;
5. pemilihan topik diskusi yang tepat;
Kegiatan belajar 3:
Keterampilan mengelola kelas
A. Rasional
Faktor – faktor yang mendukung berhasilnya pengelolaan kelas adalah Iklim yang kondusif/optimal ( ruang kelas bersih, alat pelajaran menark, hubungan guru-siswa sehat dan akrab)
B. Pengertian pengelolaan kelas dipandang dari berbagai pendekatan
1. Pendekatan otoriter
Seperangkatan kegiatan yang dilakukan guru untuk menegakkan dan memelihara aturan di dalam kelas.
2. Pendekatan Permisif
Usaha guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa
3. Pendekaan modifikasi tingkah laku
Serangkaian kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya perilaku yang baik dan mengurangi munculnya perilaku yang tidak diharapkan.
4. Proses penciptaan iklim sosioemosional
Seperangkat usaha guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif
5. Perilaku siswa sebagai kelompok kelas mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran
C. Kegiatan Pengelolaan dan Kegiatan Instruksional
Mengelola kelas pada dasarnya adalah pengaturan orang dan barang yang memungkinkan terciptanya dan terpliharanya kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang optimal sangat menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Oleh karna itu, guru perlu menguasai keterampilan untuk menciptakan kondisi yang optimal.
kegiatan pembelajaran dapat dibedakaan menjadi dua masalah yaitu
a. masalah istruksional
b. masalah pengelolaan
Guru harus dapat membedakan kedua masalah tersebut agar dapat menanganinya secara tepat. Masalah intruksional harus diselesaikan secara intruksional , sedangkan sistem pengelola harus diselesaikan secara pengelola
D. Komponen – komponen Keterampilan
Komponen ketrampilan mengelola kelas terdiri dari keterampilan yang bersifat preventif dan ketrampilan yang bersifat represif,
1. ketrampilan yang bersifat preventif terkait dengan usaha mencegah terjadinya gangguan yang
dapat ditunjukkan dengan :
a. sikap tanggap;
b. membagi perhatian;
c. memusatkan perhatian kelompok;
d. memberikan petunjuk yang jelas;
e. menegur;
f. memberikan penguatan;
2. Keterampilan yang bersifat represif, berkaitan dengan usaha mengatasi gangguan yang
muncul, yang dapat dilakukan melalui 3 pendekatan berikut:
a. Modifikasi tingkah laku ,yang mencakup:
1) meningkapkan tingkah laku yang di harapkan.
2) mengajarkan tingkah laku yang baru, dan
3) mengurangi /menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan
b. Pengelola kelompok, yang menekankan pada pemecahan masalah melalui diskusi kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
E. Hal – hal yang Perlu Diperhatikan
Agar dapat mengelola kelas secara efektif guru harus memperhatikan beberapa hal :
1. Kehangatan dan keantusiaan guru
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar
3. Penggunaan variasi dalam mengajar
4. Keluwesan guru
5. Menekankan hal – hal yang positif
6. Guru mampu menjadi contoh
7. Guru menghindari terjadinya hal-hal yang membuat pembelajaran terganggu.



Kegiatan belajar 4
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
A. Rasional
Sebagai individu pada dasarnya manusia memiliki karakteristik dan kebutuhan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Dalam kehidupan sekolah, keanekaragaman karakteristik dan kebutuhan individu juga berlaku bagi siswa.
Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Penggunaan kegiatan kelompok kecil dan perorangan sebagai variasi dari kegiatan klasikal dan dapat mengurangi kelemahan kegiatan klasikal.
Untuk melayani perbedaan ini , diperlukan variasi dan perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, dan perorangan .
B. Pengertian
Variasi dan perorganisasian hanya mungkin terwujud jika dipenuhi syarat –syarat tertentu.
1. ada hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan antarsiswa
2. siswa belajar dengan kecepatan,kemampuan ,cara, dan minat sendiri
3. siswa mendapat bantuan sesuai dengan kebutuhannya
4. siswa dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran .
5. guru dapat memainkan berbagai peran.
C. Variasi Pengorganisasian
Perorganisasian kegiatan klasikal, kelompok kecil, perorangan dapat dibuat berbagai variasi, sesuai dengan topik / tujuan, kemampuan siswa, serta kemampuan dan fasilitas yang ada.


















D. Komponen Keterampilan

Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan, guru harus menguasai 4 kelompok komponen keterampilan sebagai berikut:
1.      keterampilan mengadakan mendekatkan secara pribadi
      Cara menciptakan suasana yang sehat dan akrab antara Guru-Siswa dan  Siswa-Siswa
a.       Menunkukkan kehangatan dan kepekaan terhadapa kebutuhan siswa
b.      Mendengarkan secara simpatik gagasan siswa
c.       Memberikan respon positif terhadap perasaan yang dikemukakan siswa
d.      Membangun hubungan saling mempercayai
e.       Menunjukksn kesiapan untuk membanu siswa
f.       Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
g.      Berusaha mengendalikan situasi

2.   keterampilan mengoganisasikan kegiatan pembelajaran
      Agar dapat memiliki keterampilan mengorganisasikan keiatan pembelajaran, maka guru harus memiliki keterampilan sbb :
a.        Orientasi umum tentanh tujuan dan tugas yang akan dipecahkan
b.      Memvariasikan kegiatan
c.       Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan , dll.
d.      Mengoordinasikan kegiatan
e.       Membagi – bagi perhatian
f.       Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa hasil kegiatan siswa disertai kesimpulan
3.   keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
      Keterampilan yang harus dikuasai guru agar dapat membimbing dan memudahkan belajar
a.       Memberikan peguatan yang sesuai
b.      Mengembangkan supervisi proses awal
c.       Mengadakan supervisi proses lanjut
- memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan
- melibatkan diri sebagai peserta kegiatan
- langsung memimpin diskusi bila perlu
- Bertindak sebagai katalisator
d.      Melaksanakan supervisi pemaduan
Pemaduan
 
Kegiatan Paralel

 

4.      keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran , meliputi :
a.       Membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran
b.      Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa
c.       Berperan dan berrindak sebagai penasihat bagi siswa apabila diperlukan
d.      Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri



Modul 9
KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

Kegiatan belajar 1


Kegiatan remedial
A. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Kegiatan Remedial
1. Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House webster’s College Dictionary (1991)
Remidial diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kegiatan remedial adalah kegiatan mebantu siswa dalam menguasai materi pelajaran.

2.      Tujuan dan Fungsi Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah sama dengan pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.
 FUNGSI PENGAJARAN REMEDIAL
Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa mencapai mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang penting dalam proses pembelajaran. Beberapa fungsi pengajaran tersebut bila dirinci adalah sebagai berikut:
  1. fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan perbaikan terhadap sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Hal-hal yang diperbaiki dan dibetulkan melalui pengajaran remedial antara lain: perumusan tujuan, penggunaan metode mengajar, cara-cara belajar, materi dan alat pengajaran, materi dan alat pengajaran, evaluasi dan segi-segi pribadi murid.
  2. Fungsi pemahaman, artinya pengajaran remedial dapat membantu murid untuk lebih menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang yang lebih besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
  3. Fungsi pengayaan, artinya bahwa materi pengajaran remedial dapat memperkaya varian/jenis metode pengajaran. Materi yang disampaikan dalam pengajaran dalam pengajaran tidak menggunakan metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran reguler, metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran remedial lebih mengacu pada materi yang telah lalu yang sulit dipahami, sehingga pengajaran lebih bersifat pengayaan.
  4. Fungsi akselerasi, artinya pengajaran remedial dapat membantu mempercepat proses pembelajaran, karena pengajaran remedial memberi pengajaran khusus yang memudahkan penangkapan materi oleh siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar untuk mengerti dan menguasai materi sesuai dengan tujuan instruksional dan kurikuler sesuai waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum.
  5. Fungsi terauputik, artinya secara langsungh maupun tidak langsung menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukan ada penyimpangan (bimbingan dan konseling).

3. Perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa

B. Pendekatan dalam Kegiatan Remedial
Secara garis besar ada 2 macam pendekatan yang dapat ditempuh (Ross & Stanley), yaitu pendekatan kuratif dan preventif. Sedangkan Warkitri dkk.(1991)menambahkan satu lagi yaitu yang bersifat pengembangan.

1.      Pendekatan Bersifat Preventif
                               pada pendekatan preventif ditujukan kepada siswa yang diperkirakan mempunyai kesulitan berdasarkan informasi yang diperoleh. Sehingga langkah ini merupakan antisipasi atau pencegahan agar apa yang mungkin terjadi dapat dicegah. Pendekatan ini disebut juga sebagai pencegahan. Siswa yang digolongkan dalam usaha tersebut adalah mereka yang diperkirakan dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang direncanakan, atau mereka yang diperkirakan akan lebih lambat dari waktu yang telah diprogramkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara kelompok maupun secara individual tergantung pada siswanya.
2.      Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Tindakan pengajaran dikatakan bersifat kuratif bilamana diberikan setelah selesainya program PBM utama diselenggarakan. Tindakan tersebut dilakukan setelah melihat kenyataan bahwa ada seseorang atau sebagian siswa bahkan sebagian besar siswa yang dipandang tidak mampu untuk menyelesaikan program PBM yang bersangkutan secara sempurna sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Program tersebut dapat dilihat setiap kali pertemaan, setiap satuan unit pelajaran, atau satuan waktu (mingguan, bulanan bahkan triwulan atau semesteran).
Dengan ciri-ciri antara lain prestasi di bawah rata-rata kelas, bahkan siswa yang mempunyai prestasi tinggi di atas rata-rata juga perlu mendapatkan perhatian dengan memberikan tambahan pelajaran ekstra. Sebab selain untuk meningkatkan prestasi secara optimal, juga untuk menyalurkan kepada kesibukan. Karena siswa ini lebih cepat menyelesaikan tugas dibandingkan dari temannya. Selama menanti teman-teman lain yang sedang bekerja atau menyelesaikan tugas berikan tambahan, kalau tidak dia mungkin sekali akan mengganggu teman yang bekerja, atau berkeliaran. Yang jelas prestasi atau kemampuan yang dimiliki lebih tersebut akan ditingkatkan secara maksimal. Justru di kelas-kelas anak yang demikian kurang mendapatkan perhatian guru kelas / bidang studi.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut beberapa tehnik yang dipergunakan dengan pendekatan : pengulangan (repotition), pengayaan (enrichment), dan pengukuhan (Re inforcement) serta pencepatan (acceleration).
3.      Pendekatan Pengajaran Remidi bersifat Pengembangan (Developmental)
Seperti yang dikemukakan oleh dinkmeyer dan Caldwell ada satu pendekatan lainnya yaitu pengembangan. (Developmental). Pada dasarnya pendekatan kuratif diberikan sesudah berlangsungnya proses belajar pendekatan preventif dilakukan sebagai tindak lanjut dari perkiraan sebelum terjadinya kesulitan belajar, maka pada pengembangan merupakan tindak lanjut yang dilakukan selama proses belajar berlangsung (during teaching diagnostik). Tujuan utamanya  agar siswa dapat segera mengatasi hambatan atau kesulitan yang mungkin akan dialaminya. Pelaksanaannya dapat diberikan berupa pemberial self instructional audio, modul, tutorial dan sebagainya.
C. Jenis-jenis kegiatan Remidial :
  1. Mengajarkan kembali
  2. Menggunakan alat peraga
  3. Kegiatan kelompok
  4. Tutorial
  5. Sumber belajar yang relevan

D. PrinsipPelaksanaan Kegiatan Remedial
1.      Apabila terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesuliatan yang sama, maka kegiatan remedial hendaknya diberikan terhadap kelompok siswa secara bersama-sama.
2.      Proporsi bantuan yang diberikan ssuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa
3.      Dapat dilaksanakan sdendiri oleh guru, guru bersama siswa, atau meminta bantua siswa lain
4.      Metode yang diterapkan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, serta dapat membangkitkan motivasi siswa.

E. Prinsip Pemilihan Kegiatan
1.      Memanfaatkan latihan khusus
2.      Menekankan segi kekuatan yang dimiliki siswa
3.      Memanfaat penggunaan media yang multi-sensori
4.      Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar.

F. Prosedur Kegiatan Remedial
       Dalam melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai      
        berikut :
a.       Analisis Hasil Diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar .
b.      MenemukanPenyebab Kesulitan
Setelah guru mengetahui siswa-siswa mana yang harus mendapatkan remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut. Sebelum merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
c.         Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Setelah diketahui siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah sebagai berikut;
·         Merumuskan indikator hasil belajar
·         Menentukan materi yang sesuai engan indikator hasil belajar
·         Memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
·         Merencanakan waktu yang diperlukan
·         Menentukan jenis, prosedur dan alat penilaian.

d.      Melaksanakan Kegiatan Remedial
Setelah kegiatan perencanaan remedial disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.


e.       Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif.
Strategi dan Teknik Remedial
Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain.
 (Ditjen Dikti, 1984; 83).
kegiatan belajar 2
kegiatan pengayaan
A. Hakikat Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
 Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu
B.      Jenis Kegiatan Pengayaan
Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individu. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Artinya, kegiatan pengayaan dalam rangka memanfaatkan sisa waktu merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat merangsang kreatifitas siswa secara mandiri.
Ada beberapa kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam kaitannya dengan pengayaan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan pengayaan yang dikemukakan oleh Julaeha (2007):
1.      Tutor Sebaya
Selain efektif dalam kegiatan remedial, tutor sebaya juga efektif digunakan dalam kegiatan pengayaan. Melalui keiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena selain mereka harus menguasai konsep yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik menjelaskan konsep tersebut kepada temannya. Selain itu tutor sebaya juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif tingkat tinggi.
2.      Mengembangkan Latihan
Siswa kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata pelajaran matematika. Guru juga bisa meminta siswa kelompok cepat untuk membuat soal-soal latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam kegiatan tutor sebaya.
3.      Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Siswa kelompok cepat diberi kesempatan untuk membuat hasil karya berupa model, permainan atau karya tulis yang berkaitan dengan materi yang dipelajari yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kelompok lambat.
4.       Melakukan Proyek
Keterlibatan siswa dalam suatu proyek atau mempersiapkan suatu laporan khusus berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari merupakan kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan. Kegiatan ini mampu meningkatkan motivasi belajar, kesempatan mengembangkan bakat, dan menambah wawasan baru bagi siswa kelompok cepat.
5.      Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetensi Antarsiswa
Dalam kegiatan ini, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran agar mereka merasa tertantang. Melalui kegiatan ini, mereka akan berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan dan mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi/teknik yang mereka gunakan dalam memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan.
C.   Faktor Yang Harus Diperhatikan
1.      Faktor Siswa
Setiap siswa memiliki minat yang berbeda. Hal ini sangat perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan kegiatan pengayaan. Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan memacu siswa untuk lebih berhasil dalam belajarnya. Jika kegiatan yang dipilih tidak sesuai dengan minatnya maka semangat siswa akan melemah dalam mempelajari sesuatu.
2.      Faktor Manfaat Edukatif
Faktor penting kedua yang perlu diperhatikan oleh guru adalah kebermanfaatan kegiatan pengayaan itu sendiri. Jangan sampai kegiatan pengayaan yang dilaksanakan merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan bagi siswa dan mengganggu proses perkembangannya. Sebaiknya kegiatan pengayaan yang dilaksanakan benar-benar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan potensinya. Sehingga bermanfaat dalam menambah pengetahuan, keterampilan, dan nilai/sikap siswa.

3.      Faktor Waktu
Kegiatan pengayaan diberikan untuk mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan kelebihan waktu pada saat siswa lain melakukan kegiatan remedial. Jika siswa yang lambat telah menguasai kompetensi sesuai harapan dan kegiatan pembelajaran biasa akan dilaksanakan/dilanjutkan, maka secara terprogram kegiatan pengayaan untuk kelompok siswa cepat harus segera berakhir.
Sementara itu Arikunto (1986), juga dalam Julaeha (2007:9.38) menyebutkan faktor-faktor penting lainnya yang juga harus diperhatikan oleh guru dalam menentukan dan memilih kegiatan pengayaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
  1. Siswa lebih menyukai kegiatan di luar kelas
  2. Siswa lebih suka beraktivitas dari pada hanya berteori di belakang meja
  3. Kegiatan menemukan sendiri sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa dibanding kegiatan yang sifatnya penjelasan
  4. Kegiatan yang dengan cepat dapat menunjukkan hasil, lebih disukai siswa dari pada kegiatan yang menuntut penggunaan waktu yang relatif lama.