Rabu, 22 April 2015

RESUME BUKU FLYING ON THE STORM

Resensi Isi Buku



Judul : Flying on the Storm-Be Creative and Innovative people
Penulis : Mega Chandra
Penerbit : Andi Yogyakarta Edisi 1
Jumlah halaman :100 halaman
Buku ini menceritakan tentang orang – orang yang sukses dalam kepemimpinannya. Beberapa kisah dalam buku ini mengingatkan kita bahwa apa yang sudah mereka raih saat ini didapat dengan cara menembus badai kehidupan yang mereka lalui dengan sabar, tabah, rendah hati, dan jiwa besar.

Berikut ini uraian tentang kepemimpinan versi penulis

1. One Man Show

Tipe kepemimpinan yang merupakan sosok pimpinan yang mengurusi detail tiap hal mulai dari operasional yang sepele sampai dengan hal yang rumit untuk mencapai hasil akhir yang sesuai dengan apa yang diinginkannya. Hal ini mirip dengan istilah “managemen tukang sate”. Tukang sate akan melakukan pekerjaan mulai membeli kambing sendiri, dipotong, dikuliti, dibumbui, dan berkeliling sendiri. Faktor utama munculnya leader yang menjalankan prinsip one man show adalah masalah kepercayaan. Mereka mengalami masalah Traumatic trust, yakni ketidakpercayaan pimpinan terhadap bawahan karena sering dikhianati orang-orang kepercayaannya. Delegation trust, yakni ketidakpercayaan karena perbedaan pemahaman standar kinerja. Itulah alasan mengapa leader merasa harus turun langsung untuk memberikan sentuhan untuk hasil akhir. Leader belum memiliki empowerment skills, mereka belum mampu memberdayakan bawahannya secara maksmal.

2. Ojo Dumeh

Ini adalah kosakata bahasa Jawa yang berarti “jangan mentang-mentang atau jangan sombong”.Seorang leader yang telah memiliki multitalenta dapat membuatnya sedikit lupa diri sehingga tidak waspada, bahkan cenderung tidak puas dengan apa yang diraih. Hal ini sebenarnya motivasi positif untuk bisa lebih sukses. Namun bila dengan talenta yang dimilikinya membuat dia “Dumeh” atau sombong, terlalu yakin dengan diri sendiri, maka dia akan hidup dalam keterpurukan. Untuk dapat bertahan , seorang leader harus memiliki mindset “how to be creative and innovative people”. Itu semua tidak akan dimiliki oleh manusia yang “ dumeh”

Faktor berani berubah. Berani keluar dari zona kenyamanan, merupakan salah satu resep orang yang sukses. Bagaimanapun kondisi, kekurangan, dan kelemahan mereka, semua itu tidak menjadi kendala.Tidak semua orang yang benar-benar menyukai perubahan. Ada “Harga” yang harus dibayar. Entah itu pengendalian sikap, pengorbanan waktu, fokus pikiran, bahkan terkadang bisa jadi terimbas pada keluarga. Berubah, berarti keluar dari kebiasaan lama, membantu kebiasaan baru. Belajar lagi untuk bisa bekerja dengan cara-cara baru. 
Ojo dumeh. Berubahlah jika ingin menjadi sosok leader yang lebih baik. Tinggal comfort zone. Memang ada tekanan dari berbagai arah. Ada banyak pergolakan batin. Ada banyak keluhan atas berbagai kesulitan. Akan banyak gejolak emosi yang menghimpit. 
Ojo dumeh, meski telah memiliki banyak hal yang banyak hal yang bisa dibanggakan. Saat masih sebagai potensial asset, tetap saja tidak boleh terlena dalam comfort zone.

3. SOP ( Semangat, Optimis, Positif)

Sebuah perusahaan pasti memiliki SOP (standar Operasional Prosedur) yang menjadi dasar untuk bekerja. Selain itu ada SOP lain yang diperlukan, yaitu Semangat, Optimis, dan positive thinking. Siapapun anda, sekeras apapun bekerja, tanpa SOP yang satu ini maka upaya seorang leader tidak akan berhasil maksimal. Umumnya seseorang akan termotivasi setelah mendapat suntikan traning dan motivasi, tapi beberapa waktu kemudian akan kembali seperti semula. Hal ini terjadi karena motivasi itu tidak mereka temukan dalam diri mereka sendiri. Namun ada pula seseorang yang menunjukkan achievement yang luar biasa meski tidak dimotivasi oleh seorang motivator. Penyebabnya karena mereka merasakan kebutuhan yang sesungguhnya, dan secara tidak langsung mereka memiliki Semangat, Optimis, dan Positive thinking untuk (needs) kebutuhan tersebut.
Needs dalam diri merupakan tambang emas, sedangkan SOP adalah salah satu tools untuk mendapatkan emas-emas kehidupan.

4. Jempolan

Leader akan selalu dapat acungan jempol sebagai salah satu pujian kepemimpinannya. Filsafat dari acungan jempol adalah sebuah teamwork dari jari-jari yang men-support ibu jari agar dapat berdiri tegak. Artinya seorang leader harus memahami bahwa sebutan leader ada karena ada followers, karena dukungan mereka. Seorang leader harus mampu turun ke bawah agar dapat dekat dengan follower-nya, karena bila tidak, tidak mungkin jari-jari lain akan mendekati ibu jari. Tidak akan pernah terbentuk kepalan tangan, jika ibu jari tak mau menundukkan diri. Kepalan tangan merupakan teamwork. Untuk bisa menjadi pemimpin yang mau menunduk dan merangkul follower-nya diperlukan hati yang luas seperti samudra. Hati kita akan tetap bening seperti samudra meskipun banyak sampah dimuarakan. Sampah-sampah dengan sendirinya akan terhempas kembali ke daratan dan air samudra akan tetap bening dan bersih. Seorang leader yang memiliki hati seluas samudra akan dapat menetralisir pengaruh apapun yang datang dari luar, bahkan sekalipun seseorang sengaja menumpahkan setumpuk perkataan atau perilaku sampah, jika hati seluas samudra, maka sampah itu tak akan mengotorinya.

5. Tebar Pesona

Tebar peseona atau pencitraan diri sesungguhnya diperlukan bagi sosok leader, karena merupakan proses untuk menghasilkan citra positif, sehingga support followers terhadap leader dan program – program kerja organisasi tidak pernah terhenti.Obral janji merupakan salah satu tools leader dalam pencitraan diri. Tetapi seharusnya dibarengi dengan kerja sama untuk mewujudkannya. Yang mewujudkan janji bukannya leader melainkan kerja semua anggota tim. Apabila berhasil, maka bukan hanya tujuan pribadi leader yang akan tercapai, tetapi tujuan tim dan organisasi pun tercapai.

6. Pokoknya,Saya tidak Peduli

Jika dicerna dengan sudut pandang negatif, bahasa tersebut seolah-olah diucapkan oleh seorang diktator. Namun jika dicerna dari sudut pandang yang positif, bahasa tersebut bermakna proses penanaman semangat akan target, sebuah proses pengkaderan yang menanamkan rasa untuk tidak mudah menyerah dengan situasi dan kondisi apapun. Kalimat lengkap seorang leader pada teamnya “ Target hari ini harus selesai hari ini, tidak peduli harus pulang jam berapa”. Prinsip kerja yang ditanamkan adalah “ Jangan pernah menunda pekerjaan”. Mengapa? Karena kita tudak tahu apa yang terjadi nanti atau esok. Penundaan terhadap sebuah pekerjaan bisa saja berakibat pada efek yang tidak kita inginkan.

7. Be creative people and innovative people

Continous Improvement akan ditemui dalam dimensi kehidupan perusahaan yang menerapkan prinsip perbaikan secara terus – menerus dan berkelanjutan. Sistem ini sebagai salah satu budaya agar perusahaan lebih maju dari waktu ke waktu. Perusahaan tumbuh karena inovasi pada produk,inovasi pada people, dan sebagai noble leader, wajib tumbuh dan berkualitas, maka kreatif dan innovatif-lah. Untuk menjadi pemimpin yang kreatif dan inovatif diperlukan ilmu pengetahuan yang cukup, Melatih diri ,dan harus berani mengambil resiko.

8. yang plin plan yang teraniaya

Leader yang plin plan dan tidak memiliki ketegasan dalam kepemimpinannya secara tidak langsung sudah melakukan penganiayaan secara psikhologis terhadap followers-nya. Leader yang memiliki sikap demikian cenderung bertindak “mencari aman” untuk dirinya sendiri. Pemimpin seperti ini akan membuat followrs-nya tersiksa dalam dilema. Menghadapi leader seperti ilustrasi di atas, maka foolwers sebaiknya tetap berusaha menunjukkan sikap yang positif pada dirinya. Meskipun secara ideal leader tersebut belum memenuhi kriteria sebagai atasan, sebagai followers, tetap menhargainya dengan cara memberikan potensi terhebat yang dimiliki. Kelak kemampuannya tersebut pasti jauh melebihi kemampuan yang dimiliki oleh atasannya. Jika kita terus gigih untuk membangun keunggulan pribadi, sikap kita akan membuat kita tetap tumbuh di tempat paling statis sekalipun. Meski pimpinan plin plan, kita tetap harus tumbuh.

9. Reproduksi dan Wariskan

Seorang pemimpin hendaknya seperti filosofi pohon pisang.memiliki nilai manfaat bagi orang lain. Sebelum mati dan membusuk sudah menumbuhkan tunas-tunas baru untuk melanjutkan manfaatnya.Seorang pemimpin harus mewariskan jabatan kepemimpinannya, memberikan tongkat estafetpada penerusnya, dan harus meninggalkan hal yang terbaik yang seharusnya dikenang oleh followers dan penerus kepemimpinannya.

Managemen “ Lupakan” seperti yang disampaikan Dahlan Iskan tepat untuk menggambarkan bahwa seorang leader harus terus bereproduksi. Melupakan prestasi yang telah diraih dengan susah payah dan pujian dari handai taulan adalah cara meraih kesuksesan yang berkalanjutan. Mengapa demikian?, karena masih banyak yang harus diperbuat, Karena prestasi dan perasaan berjasa besar sangat dekat dengan kesombongan, merasa diri hebat, lalu memandang rendah orang lain. Pujian menjadi racun yang mematikan, membuat orang terlena dan lupa diri, lupa tugas, dan lupa tujuan sesungguhnya. Karena banyak tugas dan tantangan berat berikutnya sudah di depan mata.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar